Tuesday, June 7, 2011

Hot Ice Experiment yang GATOT


Keren banget ya! 
Semangat 45 kami mencoba buat dan hasilnya....

Setelah menanti 2 jam... dan sudah dingin, lalu kami mengikuti langkah berikutnya.. Meletakkan sedikit bubuk sodium acetate dan hasilnya: GAGAL TOTAL... tidak ada reaksi endotermis yang kami harapkan. Huhuhu. Apa yang salah ya?


Tidak putus asa, sayang jika dibuang, kami biarkan panci dan perlengkapannya tetap di dalam kulkas sampai semalam suntuk. Besoknya kami coba dan GAGAL lagiiii..


Clay mengamati dan memain-mainkan air yang membeku (padahal diletakkan di kulkas bawah lho, bukan freezer) dan tiba-tiba berkata, "Oh.. aku tau. Gelembung udara ini yang membuat air membeku menjadi expand (: memuai) ukurannya, Ma. Airnya ketambahan gelembung. Liat tuh, kecil2 bubbles itu yang bikin es yg beku ukurannya jd lbh besar drpd waktu kondisi cair."

Ha! Gagal di satu percobaan, ternyata masih tetap bisa belajar hal yang lain. Good thoughts, Clay! No grumbling, but observing!




Anak Homeschool Tidak Punya Teman? Ooh.. tidak bisssaaa!

Kenyataan pertanyaan yang harus kami hadapi adalah salah satu pertanyaan ini: Terus sosialisasinya gimana?

Oke. Stop dulu. 

Sepertinya kita perlu mengkaji ulang arti kata sosialisasi dan yang Anda maksud.
Kalau yang dimaksud bertemu banyak orang tanpa interaksi yang dalam, di bioskop, warung, restoran, lapangan parkir, tempat basket, mall, museum, hotel, motel, pasar, bandara, jalan raya dan stasiun, anak-anak kami juga sudah terbiasa.
Kalau yang dimaksud hubungan interaksi pertemanan hingga bisa dibilang bersahabat, kamilah sahabat mereka. Kami menyediakan diri sebagai teman untuk bertanya, curhat dan diskusi buat mereka. 

Jadi apakah yang Anda maksud dengan sosialisasi?


Pendapat kami, manusia disebut makhluk sosial karena memang kita saling membutuhkan. Membutuhkan untuk dikasihi, diperhatikan dan dihargai seutuhnya sebagai manusia. Itu kami mulai dengan memberikan gambar diri yang benar kepada anak-anak, bahwa mereka adalah ciptaan Allah yang diciptakan untuk tujuan-tujuan mulia dan membangun.

Selanjutnya, pernikahan kami menjadi contoh paling simpel dan bukti nyata bahwa orang butuh untuk berkomunikasi. Butuh bekerja sama. Butuh saling menopang. Butuh saling menghargai. Kata kuncinya: SALING.


Nilai-nilai itulah yang kami tabur dalam keluarga kami, dan sebagai keluarga, kami saling menghargai satu sama lain. Kami juga menghargai teman-teman anggota keluarga yang lain.

Jika teman-teman Clay dan Evan main ke rumah, kami senang sekali. Kami akan membiarkan mereka bermain sepuasnya dan kami berusaha menjadi tuan rumah yang  baik. Anak-anak pun kami harapkan bisa memperlakukan teman-temannya dengan sopan dan ramah. *masih dalam proses ya, maaf kalau waktu berkunjung masih ada yang bete dan marah2* hihihi..


Duh, Evan gaya banget kayak selebritis. Mentang-mentang sedang pakai kaos Firman Utina. Hihihi.


Jason dan Jeremy, keduanya teman baik yang dikenal di klub basket. Anak-anak bergantian main ke rumah mereka dan sebaliknya, jika ada hari libur. :) Asyik kan?


Sahabat? 
Bisa ditemukan di mana saja, jika kita mau mengulurkan tangan untuk menjadi seorang sahabat terlebih dulu..

"The only way to have a friend is to be one."
-- Ralph Waldo Emerson

An Artful Day

Menjalani homeschooling memang asyik. Selama beberapa bulan terakhir ini kami mencoba cara belajar baru, unschooling! Kami mencoba untuk lebih relaks dan menikmati hidup, supaya semakin produktif and mempunyai banyak energi positif.

Beberapa minggu terakhir kami belajar dengan cara yang tidak biasanya, karena saya mengamati anak-anak mulai jenuh dengan buku-buku tebal yang biasa mereka baca secara mandiri. Saya mengambil beberapa buku, dan diam-diam membacanya saat mereka sudah tidur. Jujur, saat membaca buku Clay, "The Wright Brothers for Kids: How They Invented the Airplane" - Mary Kay Carson, sayapun cukup lelah untuk mencerna kata dan kalimat-kalimat yang ada. Istilahnya terlalu teknis buat saya. Pitch, roll, yaw... semua kata itu saya harus membuka kamus untuk mengerti artinya. 

Akhirnya, keesokan harinya saya minta Clay menjelaskan kepada saya tentang benang merah buku yang dia sedang pelajari. Saya terkagum-kagum dengan penjelasan yang diberikan kepada saya. Semua yang dia baca, dia mengerti. Dia memberikan contoh-contoh di luar buku, bahkan kadang  menghubungkannya dengan topik lain. Yang mengejutkan saya, Clay menghabiskan buku "The Mysterious Benedict Society" - Trenton Lee Stewart, hanya dalam waktu3 hari! Saya tidak mampu rasanya. His knowledge expands much more than I can imagine because we SET NO LIMIT to his learning MATERIALS. Apapun yang baik, membangun dan berguna, mereka boleh pelajari. Dari siapapun dan kapanpun! Asyik!

Semakin saya mencoba menjalani homeschooling dengan metode unschooling, saya semakin melihat kemampuan mereka menjadi maksimal, dibandingkan dengan metode school-at-home. 

Seiring dengan bersamaan waktu saya belajar memulai bisnis, merekapun belajar juga untuk bersama kami mengatur waktu belajar. Supaya tercipta win-win-solution di rumah. Saya bisa bekerja, mereka bisa belajar. Dengan bertambahnya to-do-list yg saya harus kerjakan, Clay dan Evan membantu saya lebih banyak, mereka membantu saya belanja, membuat daftar belanja dan merancang menu serta memasaknya. Yang mengharukan, saat belanja buku online dan anak-anak bebas memilih bukunya, Evan membeli 2 buku resep untuk dia mengatur menu di rumah! What a life! :)

Sejak anak-anak kami lahir, saya selalu berusaha melibatkan mereka dengan aktifitas sehar-hari yang saya harus jalani. Seperti memasak, Clay kecil sering saya ajak ke dapur, duduk di dekat tempat cuci piring, melihat saya memotong sayur, mencucinya, memasaknya dan akhirnya, Clay membantu mencicipi. Hore! Sambil melakukan berbagai kegiatan tersebut, saya menjelaskan tentang kegunaan dan bahaya kompor jika tidak dipakai dengan hati-hati. Kegunaan dan bahaya pisau. Jadi Clay bisa melihat bahwa satu benda, bisa berguna dan berbahaya. Bedanya, bagaimana cara kita memakainya saja.


Kemarin, seharian kami belajar tentang peralatan scrapbook saya. Mereka memiliki akses penuh ke semua peralatan saya tanpa dibatasi. Perjanjiannya cukup sederhana. Boleh meminjam, asal dipakai dengan hati-hati dan dikembalikan pada tempatnya dengan rapi.

Clay dan Evan ingin membuat kartu ulang tahun untuk salah seorang teman baik mereka. Mereka berdua sudah membelikan kado, dan ingin menambahkan sentuhan personal dengan membuatkan kartu ucapan khusus.

Mereka masing-masing memilih kertas, merancang bentuk dan tulisan yang akan tertera di kartunya. Teknik pengerjaan merekapun sangat berbeda. Suka banget melihat proses kerja mereka, karena mereka bekerja dengan hati. Mereka saling support dan memberikan komentar positif untuk pekerjaan saudara mereka. Ah.. again, what a life! Cannot stop thanking God for homeschooling time with them!


Proses pengerjaan dan hasil akhir project "Bday Card for Jason R."
Happy Birthday, Jason. ^_^