Wednesday, February 25, 2009

Mengamati Gurita


Sebelum 'dibongkar', mereka mengamati terlebih dahulu bentuk utuh gurita. Dihitung tentakelnya, diamati 'suction cups' nya. Ada yang hampir putus tentakelnya, mungkin karena hampir dimakan predator dan mencoba melepaskan diri. Alat pertahanan gurita ada beberapa: semprotan tinta, 'jetting' (kabur melesat seperti jet), memutuskan tentakelnya (seperti cicak memutuskan ekornya), badan yang lentur sehingga bisa menyelinap ke dalam karang.

Tempat keluar bayi gurita


Ini jalan keluar bayi gurita. Ada di bagian belakang kepala. Bayi gurita lahir dan langsung mengambang di atas permukaan laut bersama plankton. Setelah agak besar, mereka akan menyelam ke bawah laut dan mulai mencari makanan.

Simpul Mati dari Tentakel


Clay berlatih simpul pake kaki gurita. :)

A Girl from Squid Pieces


Haduh, ini apalagi?Clay dengan bangga mempersembahkan, squid puzzle berbentuk anak perempuan. Yang atas itu rambutnya, ada tangan kaki dan rok. Kepikir aja enggak deh, Clay. Dia dengan sabar menjelaskan, ini lho, Ma, rambutnya melengkung ke atas.. Hehehe.. Kreatif ya.

Sushi or sashimi preparation?


Hih! Gak pengen liat deh kalo udah diecek-ecek gini. Mereka bilang sedang bikin sushi. Clay yang motong, Evan yang kasi kecap. Mereka kerjasama sambil cekikikan berdua. Ada yang mau pesen?

Oh, no! Jempol Clay besar amat!


Foto di atas membuktikan bahwa proses belajar anak sangat efektif jika dilakukan dalam suasana happy and fun. Learning by playing. Learning by doing. Setelah puas mengamati bagian tubuh cumi-cumi (squid), maka si cumi dipotong untuk melihat bagian dalamnya. Dan.., ternyata bisa untuk menyembunyikan jempol juga! Hehehe.. Ada-ada aja tu Si Clement!

Little Scientists' Happy Faces


Clay dan Evan senang sekali bisa mendapatkan gurita di pasar, mereka sudah bertekad jika tidak memperoleh gurita maka harus membawa pulang cumi-cumi. Duh, senangya waktu mendapatkan keduanya.
Pisau besar yang ada di meja HANYA dipakai oleh Clay DENGAN PENGAWASAN Mamanya. Evan sama sekali tidak memegangnya. Kami mengajarkan tentang safety regulations kepada mereka.

Octopus


Inilah gurita yang 'fresh from pasar'. Belum tersentuh oleh mata golok dan dijadiin 'gurita percobaan' oleh ilmuwan cilik kami. :)

Gurita Berantem


Evan sedang memainkan 2 gurita, pura-pura saling menyerang. Gurita lentur sekali, karena sama sekali tidak mempunyai tulang. Gurita bisa 'berdiri' karena ada jari telunjuk Evan yang berfungsi sebagai penyangga. Gurita jalan dengan kedelapan kakinya, dan cenderung melihat ke arah atas, karena tidak ada penyangga kepalanya.
Karena tidak memiliki tulang, dia bisa melewati celah yang sangat sempit. Menurut para ilmuwan, kira2 ada 300 spesies gurita di seluruh dunia ini yang telah berhasil ditemukan.

Evan showing octopus body parts


Evan sedang melihat mulut, yang merupakan tempat makan sekaligus menyemprotkan tinta. Terus, tempat 'pembuangan sampah' (pup-maksudnya) gurita lewat mana ya? Hmm.. pertanyaan menarik.
Anak2 menebak apakah lewat mulut juga? Hiiiiii!

Clement Scrutinizing Octopus


Clay sedang mengamati Octopus 'tangkapan' kami di pasar yang terbesar.

Octopus


Clay dan Evan belajar tentang gurita (octopus). Kita pergi ke pasar dan 'berburu' gurita di sana. Sesampainya di pasar, mereka sibuk melihat dan memegang berbagai macam jenis ikan yang menarik buat mereka. Kami beruntung bisa melihat udang besar yang masih hidup. Kakinya masih gerak2 waktu saya pegang ekornya. Clay dan Evan suka ngeliatnya, tapi gak mau pegang. Clay dan Evan dengan semangat mencet2 mata ikan dan bilang, wah empuk ya. Saya langsung mendelik, kalo gak bisa2 mata ikannya melesek masuk de dalam semua.Hehe.. Berikut pertanyaan dan kalimat yang terlontar dari kedua anak kami.

Evan: "Itu ikan apa?"
Clay: "Lendirnya banyak ya.."
Bapak penjual ikan: " Itu artinya masih 'pres' (fresh-maksudnya), Dek. Kalo udah gak banyak lendir udah ga seger."
Evan: "Yang ini kepalanya mana?" (sambil menunjuk potongan ikan yang bentuknya panjang)
"Belut Moray bukan yang ini?"
Belut Moray adalah salah satu predator bagi gurita. Evan tertarik sekali pengen tahu wujud aslinya seperti apa. Jadi saya cari juga videonya di youtube.com.
Dengan sabar, si Bapak mengambil kepala ikan yang sudah dipotong-potong. Ternyata bentuknya mirip dengan belut Moray, tapi beda jenis. Dengan antusias Evan mengambil kepala ikan itu. Giginya tajam2. Si Bapak mengingatkan Evan untuk hati-hati memegangnya.
Kami melihat ada ikan hiu, lemburi, ikan pari...
Sangat berbeda dengan ibu2 yang ke pasar, pertanyaan ibu2 ke bapak penjual ikan selalu, "Ini sekilonya berapa?"
Kalo Clay malah nanya:"Ikan parinya masih ada ekornya nggak?"
Bapak: "Ni udah dipotong, Dek. Kalo kena ujung ekornya yang tajem, bisa demam."
Hmm.. hari itu mereka belajar dari 'guru' di pasar.
Evan lebih tertarik pada lemburi. Dia pegang dulu baru nanya ke Bapak.
Evan:"Ini masih hidup apa sudah mati?"
Bapak:"Kalo lemburi gak kuat lama di luar air, Dek. Diangkat ke kapal aja udah langsung mati. Beda sama kepiting."
Dengan lebih berani Evan memegang dan membolak balik lemburi. Dia amati warna cangkangnya.
Setelah kami 'menemukan' gurita mereka excited sekali! Pengen cepet-cepet pulang dan dibuat mainan katanya. Hehe..
Berikut links video yang kami lihat untuk belajar tentang Octopus.
http://www.youtube.com/watch?v=lwAqhThd_EQ&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=j99nSw-sZSA
http://www.youtube.com/watch?v=JqTsIyD7dSA
http://www.youtube.com/watch?v=8fD8wvzF_bw&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=iSNl50mvDuk&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=FFOEZh1Lbbg&feature=related

Setelah selesai belanja ikan, saya mampir ke bagian daging. Mereka tertarik juga sama sapi. Liat hati sapi teriak2 hih.. gede amat! Liat kikil, nanya itu parts of body apa. dijawab sama bapake pipi sapi. mereka ndak percaya. :)

Yang paling heboh pas liat langit2 mulut sapi, bentuke kayak babat handuk. Pas dibalik, ada idunge. Mereka histeris! Hi! Ada rambute! Kenapa ndak dicukur? Kenapa ada upile? Bapake sampe senyum2. Dia bilang, cukurane lagi dipake, Dek. Pake punya Papa aje. Kekekeke..

Ampe rumah udah mereka sibuk jadi tukang jagal. Seru banget! Octopus yang kecil2 dimasukin jari sama Evan. Jadi puppet. Hehehe.. Amis kabeh. Apalgi pas dissect cumi. Hiii! Item semua! Mereka ber2 happy sekali dapet mainan baru. Kira2 1 jam lebih mereka belajar anatomi octopus dan squid. Akhirnya mereka mandi sambil cuci meja dan kursi. Dan untuk menghilangkan amis, mereka mandi pake sunlight! Hehehe..

Kesimpulan yang mereka pelajari adalah:
-gurita tidak mempunyai tulang (invertebrata), lentur
-gurita otaknya banyak, masing2 tentakel mempunyai otak (mandiri, tidak hanya tergantung otak pusat)
-satu tentakel Giant Pasifik Octopus bisa memiliki kekuatan menghisap 110 kg (8 tentakel=880 kg)
-gurita makan kerang, kepiting dan ikan
-hati gurita ada 3 buah
-gurita tentakelnya punya penghisap
-gurita berenang dengan cara 'jetting' (menghisap air dan menyemburkannya kembali)
-gurita bisa mengeluarkan tinta
-gurita lahir lewat bagian belakang kepala ibunya
- ibunya langsung mati setelah melahirkan
-sekali melahirkan, gurita bisa melahirkan 100.000 bayi gurita
-musuh gurita adalah belut moray (Moray eel)
-mulut gurita ada di bagian bawah tentakel
-mulut gurita dipakai untuk menyemprot tinta
-gurita tinggal di dalam karang, keluar hanya untuk kawin dan mencari makan
-gurita dapat berubah warna untuk melindungi diri dari predator
-jika tentakel gurita putus, tentakel bisa bertumbuh lagi dalam waktu 6-8 minggu
-cumi mempunyai tempat buat menempel otot (bentuknya seperti sedotan plastik)
-tinta cumi lebih pekat daripada tinta gurita

Tuesday, February 17, 2009

Mata Pelajaran Donal Bebek

Clay suka sekali membaca. Pelajaran favoritnya adalah reading dan history. Buku bacaan favoritnya adalah Donal Bebek.
Awalnya, saya anggap itu waktu membaca komik adalah waktu dia refreshing, bukan waktu belajar. Tetapi pikiran saya berubah setelah ada satu kejadian ini. Kalo inget jadi pengen nyengir sendiri.
Di mall, Clay sangat suka window shopping. Biasanya dia selalu belanja 'sedikit', misalnya membeli 1 biji hotwheel. Padahal dia sudah punya banyak pemberian dari kakeknya.
Beberapa kali terakhir kami ke mall, dia sudah jarang bertanya boleh beli ini atau itu. Bahkan hotwheel pun yang dia selalu bilang, kan harganya cuma 16ribu (dulu, sekarang sudah 18rb), dia juga tidak berusaha beli.
Heran dengan perbubahan drastisnya itu, saya bertanya: Clay, kamu kok sekarang jadi gak suka belanja? Hemat sekali ya kamu. Mama bangga deh. Kenapa bisa jadi kayak gini sekarang?
Jawabannnya sungguh tidak terduga.
Mama mau tau kenapa? Gara-gara Gober Bebek!
Haha.. saya semakin yakin, materi apapun yang ada di sekitar kita bisa jadi 'bahan ajar'.
Saya jadi flash back lagi tentang komik yang pernah saya baca tentang Tin Tin. Saya juga belajar banyak dari situ. Saya jadi suka menggambar dan berimajinasi, berpikir kreatif. Belajar bahwa orang yang gampang emosi seperti Kapten Haddock rugi sendiri. Bagi saya, komik yang berbobot adalah materi yang disampaikan tanpa menggurui dengan memberikan nilai2 moral yang baik.
Evan, hampir 5th, lancar membaca gara-gara Donal Bebek juga. Dia marah2 saat saya ajarin di membaca dengan metode flash card. Tiba-tiba, pada waktu luang, dia ambil DD dan mulai asik melihat gambarnya. Kadang dia ambil kertas kosong dan menggambar ulang apa yang dia sudah lihat. Lama kelamaan, dia mulai mengeja kalimat2 yang ada di dalam bubbles. Mungkin karena dia merasa 'membaca' gambar saja kurang lengkap. Masih terbata-bata, tapi dia tetap ngotot membaca sampai akhirnya dia bisa membaca satu halaman. Sekarang dia sudah membaca lancar, dan kalo saya tanya, dia bilang lancar membacanya gara-gara Donal Bebek! Haha..

Dengan HS belajar apa saja jadi asyik!