Wednesday, December 10, 2008

Johnnycakes




Clay was preparing ingredients for making Johnnycakes, a recipe taken out from his American history book. Evan also getting involved in breaking the eggs and beating the dough. They worked together as a team in preparing, mixing and returning the tools used. I did the baking.
It was yummy! And very easy to make!
"Colonial travelers often packed Johnnycakes for their long trips. Johnnycakes were made from corn adn probably originated from arecipe borowed from Native Americans in New England. Try making a batch of your own."
A Child's Study of Famous Americans, Calvert School, p. 22

Clay's Decorated Egg - Mr. Kumis in his nest


Our Decorated Eggs

TMNT: Michaelangelo by Evan
Colorful One by Ing
Clay belum selesai, dia bikin Bapak Kumis...

Clay and his nest


Berbeda dengan Evan, Clay memilih untuk 'merajut' sarangnya dengan rumput dan daun-daun kering. Dengan sabar dia memilin, memuntir dan merapihkan satu persatu daun kering itu sampai berbentuk sarang mungil.
Kami belajar banyak dari topik ini. Tidak hanya melihat kebesaran dan kebaikan Tuhan, kebaikan dan ketulusan bapak-bapak yang membantu kami mencari dedaunan tanpa diminta, juga merapihkan rumah. Lho?
Iya, di kurikulum My Father's World, ada aktivitas menggambar bahwa setiap binatang punya rumah. Setiap barang juga ada rumahnya. Bahkan setiap anggota badan juga ada 'rumahnya'. Direkomendasikan untuk reading aloud A HOUSE IS A HOUSE FOR ME by Mary Ann Hoberman (sayangnya kami tidak mendapatkannya..)
Burung tinggal di sarang. Kuda tinggal di kandang (atau di padang rumput). Ikan tinggal di akuarium (laut, danau, sungai juga bisa). Singa tinggal di hutan (atau kebun binatang). Buku 'tinggal' di lemari atau tas. Selai stroberi 'tinggal' di dalam toples.
Tangan bisa 'tinggal' di sarung tangan. Kaki bisa 'tinggal' di kaos kaki ,sepatu atau sandal. Kepala bisa 'tinggal' di topi atau helm.
Wow, gak terpikir semudah ini mengajarkan tetang kerapihan ke anak-anak. Kami tertawa cekikikan waktu menggambar itu semua... Dan sekarang, mereka lebih sigap untuk mengembalikan mainan, buku dan peralatan belajar ke 'rumah'nya masing-masing. Rumah lebih rapi. :) Asyiknya homeschool...

Evan and his Nest


Clay dan Evan sedang belajar tentang 'nest' (sarang). Sebenarnya Evan yang sedang belajar phonics Nn-Nest. Tapi jika ada aktivitas hands-on yang bisa dikerjakan bersama, kami ambil pilihan itu.
Materi yang dipelajari berkisar tentang sarang sebagai tempat bertumbuh, belajar dan berlindung. Kami juga mempelajari beberapa jenis burung dan berbagai bentuk sarang mereka. Yang membuat kami kagum, kok bisa ya burung-burung itu membuat sarang tanpa jari mereka terlibat sama sekali. Mereka hanya memakai paruhnya... Ckckck.. How great is our God! Kami mencoba memakai hanya dua jari (analogi paruh bagian atas dan bawah) untuk merangkai rumput kering dan kami menyerah. Hhhh.. susah.
Pagi itu, kami berpura-pura jadi burung. Kami berpikir seperti burung.
"Di mana ya bisa dapat material buat rumah kami?"
"Material apa yang cocok untuk rumah kami supaya kuat buat melindungi telur dan bayi kami?"
Akhirnya, kami jalan keliling sekitar rumah dan celingukan mencari2. Kebetulan di depan rumah kami sedang ada bapak-bapak pemotong rumput, kamipun bertanya, apakah pernah melihat sarang burung beneran di salah satu pohon di cluster kami.
"Wah, ada, Bu, di pohon bambu ujung sebelah sana..," kata si Bapak.
Mata kami membesar dan semangat kami bertambah. Pengen cepet-cepet ke sana.
"Di sebelah mana, Pak?, " tanya saya penuh semangat, "Asyik tu kalo bisa liat yang beneran!"
"Tapi udah gak ada, Bu...," sambung si Bapak sambil tersipu malu-malu."Kemaren sarangnya udah saya buang. Anak burungnya saya ambil buat anak saya di rumah..."
Yeee... si Bapak.
Sebagai gantinya, Bapak itu membantu mencarikan kami rumput kering. Semangat lagilah kami.
Evan tidak mau membuat dari rumput kering,dia suka dari rumput yang masih hijau. Lebih seger dan empuk, katanya. Ya, saya membiarkannya. Biar ke-orisinalitas-nya muncul. Itulah bedanya homeschool, anak2 tidak disuapi dengan pengetahuan saja, tapi dipancing untuk mengeluarkan potensi mereka...
Senang sekali kami pagi itu. Setelah selesai, Evan meletakkan 'sarangnya' di cabang pohon mangga di depan rumah kami... ditambahin cangkang telur ayam yang sudah kosong.. :)
"Semoga ada burung yang mau bertelor di sini ya, Ma.., " dia menceritakan harapannya kepada saya. Saya cuma tersenyum.

Saturday, December 6, 2008

Scrutinizing A Hen's Body Parts

"Hii.. telor kok empuk ya? Kayak jelly.. Kalo kita beli telor kan keras. Ini kok ga ada kulitnya? Ada di mana ini? Mama dapet dari mana?"
Clay bahkan sempat tidak berminat memegangnya. Jijik katanya. Cuma diliatin. Diperhatiin. Ternyata banyak banget ya telur2 yang belum ada cangkangnya. Setelah puas memegang dan mengamati telur2 yang masih empuk (dan ada yang kecil buanget warnanya belum orange, masih bening...), kita buka website tentang poultry dissection.
Komentar mereka lucu2 lho...
"Ooo.. jadi ada di dalam situ tampatnya kalo masih empuk. Dilindungi tulang ya, Ma?"
"Kapan ya mulai terbentuk kulit kerasnya?"
"Kasian ayamnya dibelah gitu. Mati dong, Ma?"
"Terus telurnya keluarnya lewat pantat ayam? Hii! Jorok amat!"
Wuahaha.. senengnya belajar sama anak2! Awet muda lah saya selalu! Kekekek...

No Updates?


It's been quite a long time since I last update this blog. Why?
Some people guessed by sms in my mobile phone. Busy. I answered, not onlybusy. Very busy. And overwhelmed a lot!
Now, I work alone. Being a wife, mom, a daughter, a daughter-in-laws, a friend, a homeschool organizer (I never called myself a teacher, because we learn together and vice versa--sometimes they are the ones who explains, not me!), a cook, a cleaning service team, a laundry attendant and one who is learning to run a simple business!
Yes, I am overwhelmed. But I do ENJOY it all! (These days I learn to schedule and jot down all things I need to organize. That's why I neglected this blog for quite a long time.. despite some of our home member got sick as well!)
Some say I am crazy. Some admire what I do. But I know what I'm doing. I am sowing. When the time comes, I will reap with JOY!
One basic reasons we choose to homeschool our kids is that when we look around, there's more spoiled children rather than tough ones. Most of the kids we meet cannot do the simple household tasks by his/her age. What a pity.
We believe, if we train our kids to do everything by themselves without help, they will grow up with more confidence. The gain more skills than kids who are not allowed to make a mess during learning time.
We decided not to have any helper, not a daily and stay-in one at this moment. We realize that our boys are big enough to help with he chores. Here's the proof.
One day, as I still found difficulties in organizing house cleaning and homeschooling, I forgot (totally) to cook rice! As long as I remembered, there's some left in the fridge. Actually, I already took it out and made fried rice for my hubby breakfast. Then what happen to the hungry boys? The looked for other meals than rice. They drank milk. Then not satistied yet, they decided to cook rice by themselves.
As they already seen me cooking rice everyday, they worked together cooking rice! Clay took a big bowl, Evan took the rice. Clay did the washing, Evan open the water tap. After cleansing rice over, he was busy counting. 4 glasses of rice, 6 glasses of water. They both work under my supervision. I smiled looking at the two young men cooking, while I swept the floor. Clay took a piece of cloth to wipe the outside of the bowl. I put in the plug. That's the only thing I did. When the rice is cooked.. they were sooo proud! They ate a lot that day.