Wednesday, December 10, 2008

Evan and his Nest


Clay dan Evan sedang belajar tentang 'nest' (sarang). Sebenarnya Evan yang sedang belajar phonics Nn-Nest. Tapi jika ada aktivitas hands-on yang bisa dikerjakan bersama, kami ambil pilihan itu.
Materi yang dipelajari berkisar tentang sarang sebagai tempat bertumbuh, belajar dan berlindung. Kami juga mempelajari beberapa jenis burung dan berbagai bentuk sarang mereka. Yang membuat kami kagum, kok bisa ya burung-burung itu membuat sarang tanpa jari mereka terlibat sama sekali. Mereka hanya memakai paruhnya... Ckckck.. How great is our God! Kami mencoba memakai hanya dua jari (analogi paruh bagian atas dan bawah) untuk merangkai rumput kering dan kami menyerah. Hhhh.. susah.
Pagi itu, kami berpura-pura jadi burung. Kami berpikir seperti burung.
"Di mana ya bisa dapat material buat rumah kami?"
"Material apa yang cocok untuk rumah kami supaya kuat buat melindungi telur dan bayi kami?"
Akhirnya, kami jalan keliling sekitar rumah dan celingukan mencari2. Kebetulan di depan rumah kami sedang ada bapak-bapak pemotong rumput, kamipun bertanya, apakah pernah melihat sarang burung beneran di salah satu pohon di cluster kami.
"Wah, ada, Bu, di pohon bambu ujung sebelah sana..," kata si Bapak.
Mata kami membesar dan semangat kami bertambah. Pengen cepet-cepet ke sana.
"Di sebelah mana, Pak?, " tanya saya penuh semangat, "Asyik tu kalo bisa liat yang beneran!"
"Tapi udah gak ada, Bu...," sambung si Bapak sambil tersipu malu-malu."Kemaren sarangnya udah saya buang. Anak burungnya saya ambil buat anak saya di rumah..."
Yeee... si Bapak.
Sebagai gantinya, Bapak itu membantu mencarikan kami rumput kering. Semangat lagilah kami.
Evan tidak mau membuat dari rumput kering,dia suka dari rumput yang masih hijau. Lebih seger dan empuk, katanya. Ya, saya membiarkannya. Biar ke-orisinalitas-nya muncul. Itulah bedanya homeschool, anak2 tidak disuapi dengan pengetahuan saja, tapi dipancing untuk mengeluarkan potensi mereka...
Senang sekali kami pagi itu. Setelah selesai, Evan meletakkan 'sarangnya' di cabang pohon mangga di depan rumah kami... ditambahin cangkang telur ayam yang sudah kosong.. :)
"Semoga ada burung yang mau bertelor di sini ya, Ma.., " dia menceritakan harapannya kepada saya. Saya cuma tersenyum.

No comments: