Beberapa waktu lalu, saya menuliskan status di FB tentang lebih pentingnya menumbuhkan karakter positif dalam diri anak daripada hal-hal yang bisa muncul secara alami. Apalagi yang negatif. Sedapat mungkin dihambat pertumbuhannya, supaya tidak menjadi kebiasaan dan menjadi bagian dari hidup si anak.
Apa yang saya perkirakan sudah ada dalam diri seorang anak adalah kompetisi yang alami.
Kompetisi ada sejak seorang anak mendapat seorang adik. Dia akan merasa mendapatkan saingan yang mencuri perhatian kedua orang tuanya, yang tadinya tercurah penuh buat dia.
Kompetisi ada saat anak-anak berebut pizza di meja makan dan menginginkan potongan terbesaaarrr. Pernah mengalaminya? Saya pernah. Dulu.
Nah, yang menggelitik buat saya, beberapa teman bertanya, kalo homeschool, bagaimana menumbuhkan kompetisi? Enggak salah apa ya? Hehe.. Buat kami, kecemburuan, adalah suatu karakter yang negatif, kecuali ada di tempat yang tepat. Cemburu buta apalagi. Beberapa kasus pembunuhan terjadi karena pelaku cemburu. Ih, serem ah.
Nah, pagi ini, saat membaca Koran Anak Berani, Evan kena "panic attack". Beritanya bisa dibaca di sini.
Menyikapi kepanikan Evan, saya browse beberapa website tutorial yang mudah untuk membuat game. Dan dengan inputan Devi Sutarsi, Evan mencoba untuk membuat game pertamanya seorang diri dengan software yang didownload di sini. Saya hanya berada di ruang yang sama, dan membiarkan Evan trial-and-error sendiri. Mau membantupun tiada daya, liat tampilan screennya aja sudah pusing saya. Hihihi..
Apakah cemburu yang positif baik? Pada skala tertentu, jika itu menghasilkan sesuatu yang baik, saya akan membiarkannya.
Tugas kami sebagai orang tua adalah membimbing dan belajar bersama mereka. Bukanlah tugas yang sulit, karena tidak semua materi yg mereka sedang pelajari, kami harus tahu.
Tapi justru ini kesempatan untuk KAMI TERUS BELAJAR.
Learning never ends.
No comments:
Post a Comment