Beberapa teman inbox saya tentang kurikulum apa yang kami pakai di rumah. Sejujurnya, sekarang kami tidak memakai suatu kurikulum khusus seperti pada waktu awal kami homeschool.
3 tahun yang lalu, saya mencoba "memindahkan ruang kelas" ke rumah kami. Ada setting meja belajar, jam belajar, buku2 yg diatur rapi berjajar di rak, map untuk menyimpan lembar kerja, poster yang menempel di dinding.. Wah, persis ruang kelas. :P
Beberapa bulan pertama, kami memakai kurikulum sekolah jarak jauh. Makin persislah dengan sekolah yang cuma pindah lokasi ke rumah. Clay mengomel dengan rajinnya saat mengerjakan worksheet menulis selembar penuh dengan bahasa Inggris,"Lah, kalo begini ngapain homeschool. Ini malah lebih susah. Nulis aja harus pake bahasa Inggris.. bla.. blaa.." Hehehe. Evan juga tak kalah ngomel,"Ma, kalo ngomong pake bahasa Indonesia napa sih? Aku tuh nggak ngerti bahasa Inggrissss..!" Hihi. Memang serasa ngomong sama tembok setahun pertama kalo ngomong sama anak2. Tapi saya tetep aja ngoceh pake bahasa Inggris. Pemikiran saya, jika mereka nggak ngerti, ga masalah. Asal mereka terbiasa mendengar, menabung kosa kata dulu. Menabung kata-kata baru yg mereka nantinya akan bisa pakai untuk ngomong atau nulis. Itu saja. Tidak muluk2 kan?
Setelah bergabung dan berkenalan dengan banyak milis homeschool baik di Indonesia dan internasional, wawasan saya banyak dibuka dengan berbagai istilah "asing" yang sebelumnya saya tidak pernah dengar. Dari Devi Sutarsi saya pertama kali mengenal istilah "deschooling", dari Mbak Wiwiet Iskirra dan Verawati Arifin, saya bisa berkenalan dengan John Holt dan Charlotte Mason. Mbak Ines dan banyak lagi, banyak memberikan pemikiran2 baru yang selama ini tidak pernah mampir ke pikiran saya. Mbak Ellen Kristi dan terjemahan serta tulisannya berkaitan dengan Charlotte Mason sangat menginspirasi. Ternyata banyak sekali yang saya masih harus mengerti. Padahal saya sudah mempersiapkan diri untuk homeschool sejak 8th yang lalu! Belajar memang tidak mengerti istilah berhenti, kalau kita mau terus maju.
Ternyata, homeschool dari apa yang aku baca, share di milis dan baca di blog teman2ku, sama sekali berbeda dengan apa yang ada di pikiranku. Bukan hanya mencari nilai, tapi lebih ke banyak hal2 praktis yang menjadi bekal hidup si anak. Di masa sekarang dan di masa depan.
Cara belajanya pun disesuaikan dengan minat dan cara belajar yang paling efektif. Saya pernah baca di koran elektronik, seorang homeschooler yg menghabiskan waktunya setahun untuk berlayar seorang diri. Reaksi saya saat itu:"Hah? Trus gimana belajarnya?" Karena saat itu yang ada di pikiran saya adalah belajar = duduk manis, buka buku dan menulis dengan rapih dan benar. Dasar kuper tapi sok tau saya ini. Jaman sudah berubah banyaaak. Sadarlah..! LOOK AROUND! #itu refleksi setelah kumpul sering2 dg para pelaku homeschooler di berbagai belahan bumi. :P
Jadi setahun awal homeschool, saya pilih banyak diam dan mencari banyak info yang benar ttg homeschool. Iya, cari infonya yg benar, krn ada tokoh2 tdk bertanggungjawab yg memberikan info yg menyesatkan ttg homeschool.
Untuk teman-teman yang berminat mengetahui lebih banyak tentang homeschool, ada beberapa buku yang saya referensikan untuk dibaca:
1. Homeschooling: Lompatan Cara Belajar ditulis oleh: Sumardiono
2. Anakku Tidak Mau Sekolah ditulis oleh: Maria Magdalena
3. Warna Warni Homeschooling penulis: Ines Setiawan, Ratu Vanda, Maria Magdalena dkk.
Saya semakin sadar, setelah membaca blog Maria Magdalena "Belajar Tanpa Batas", dari judulnya saja kebayang kan, apa saja bisa dipakai untuk belajar. Blog Mas Sumardiono dan Mbak Mira Julia, Rumah Inspirasi, sangat inspiratif banget, melihat Yudhis, Tata dan Duta bermain sambil belajar. Lho? Kok malah bermain dulu baru belajar? Waah.. saya bener2 sudah ketinggalan jaman.
Dari situ saya mulai menekuni buku2 Charlotte Mason (bahkan ada kurikulum gratisnya di sini) dan John Holt. Semakin saya membaca, semakin banyak menemukan banyak pencerahan2 baru.
Yuk terus belajar dan membuka diri dengan wawasan baru!
Happy Monday!
Support groups yang menginspirasi saya:
Note:
Saya bahkan bisa membeli buku-buku bekas dengan kualitas bagus juga di http://www.thehomeschoollounge.com/. Ada teman yang salah membeli kurikulum dan dijual lagi dg murah, dll. Makin banyak teman, makin asyik!
"Tapi kan Inggris saya pas-pas an? Gimana bergabung dg komunitas internasional spt itu?"
Sepertinya ini menjadi "ajang gratis" untuk belajar bahas Inggris sekalian mendapatkan teman dan ilmu baru. :)
SEMANGAT!
No comments:
Post a Comment