Saturday, October 22, 2011

Menyusun Kurikulum sesuai Gaya Belajar Anak

Berikut adalah catatan saya di Facebook beberapa waktu lalu:

Dalam benak saya, pendidikan adalah HAK untuk semua orang*. Semua orang dilahirkan dan layak untuk memperoleh masa depan yang baik. Jadi, jika ada yg mengklaim bahwa belajar harus dengan biaya mahal, saya tidak setuju. 

Salah satu  perkataan Clay, anak sulung saya, sangat membekas di hati saya. 
Dia sangat terganggu dengan apa yang dilakukan Hitler
Keberadaan satu orang yang bisa memusnahkan banyak kehidupan dengan adanya holocaust.
"Ma, Hitler itu kan sebenernya pengen jadi pelukis. Tapi cita-citanya nggak kesampaian. Kalo misalnya dia enggak dihina, tapi ditolong buat dia bisa lakuin yang dia suka, mungkin dia nggak akan jadi kayak gitu ya."

Itu pemikiran seorang anak 10 th. Yang membuat saya jadi merenung dan berpikir.

Saya jadi teringat lagi tentang diskusi kami saat belajar biografi George Washington Carver
Seorang keturunan budak kulit hitam, yang ditolong oleh majikannya untuk sekolah dan kuliah. Kemudian, saat Amerika dilanda masalah pangan, George Washington Carver yg menyumbangkan ide dan memberikan solusi utk masalah pangan yang ada. 
"Ma, untung majikannya George baik ya. Dia meskipun kulit putih, tetep nggak merendahkan orang yang beda warna kulit. Malah disekolahin sama dia. Kalo enggak, siapa yang akan nolongin (Amerika) ya?'

Menabur kebaikan dan prasangka baik memang tidak pernah merugikan siapapun
Saya suka banget dengan prinsip Mas Aar Sumardiono dan Mbak Lala Mira Julia. Saya sedang mencoba menghidupi itu, meskipun ada pihak2 tertentu yang merugikan dan mengecewakan, tapi daripada saya hidup digerogoti dg hal negatif, saya bertekad tetap menabur yang baik saja. Saya percaya, ada langit di atas langit, dan ada Sang Pencipta yang melihat segalanya.

Nah, kembali ke laptop. :P

Menurut saya, setiap pendidik bisa menyusun lesson plan sendiri, sesuai kebutuhan anak. 
Caranya simple dan sangat mudah. 
Bisa mulai dengan apa saja yang dimiliki. 
Bukan apa yg tidak dimiliki dan tidak bisa dilakukan. 
Yang dibutuhkan hanya SIKAP POSITIF, bukan negatif.

Daftar apa yang ada:
- memiliki komputer dan internet (jk tidak, bisa ke warnet)
- berlangganan koran atau majalah
- memiliki akses ke perpustakaan
- memiliki akses ke toko buku (jk tidak memiliki budget untuk membeli, bisa membacanya di sana)
- memiliki akses angkutan umum
- TV, sewa VCD
- game online
- klub sepak bola
- teman sepantaran sebelah rumah, tetangga, keluarga
- dll.

Contoh:
Science Lesson Plan
Step 1:
dengan akses internet bisa browsing dengan kata kunci: free, lesson plan, dan level anak yang sdg belajar misal: kindergarten (TK), elementary (SD) dst.
Step 2:
ini salah satu contoh link yg saya temukan
Step 3:
eksplor lbh jauh, apakah materi ini cocok dengan kebutuhan anak, apakah anak tertarik untuk belajar, atau belum
-Tips:
jika anak tertarik satu subyek, materi yg disajikan akan sangat mudah diserap. Waktu yg pendek akan sangat efektif dibandingkan anak tidak tertarik dan dipaksa. Kami biasanya memilih kurikulum atau subyek yang akan dipelajari bersama. Dari sana saya makin mengenal bakat dan minat kedua anak saya, dan bisa menyiapkan materi yg mereka butuhkan dg lbh efektif.
Step 4:
Sesuaikan dengan gaya belajar anak.
Jika masih bingung blm mengenali gaya belajar anak, bisa ikut kuesioner di: 
atau di sini:
dan membaca artikel:

"One of the primary considerations you have to deal with as a parent and a home schoolteacher is your child's learning style. Not all learning programs are suitable for all students because of their individual preferences and behavior.
It is crucial for you to understand that each child has a unique learning style that should be the basis for an effective home education program."

Jika anak suka belajar yg interaktif, bisa google untuk game edukasi yang sangat banyak bertebaran di internet.
Gunakan kata kunci: game, interactive, online, kids, science, (sebutkan subyek dg lbh detail, misal: "cloud" -jk sedang belajar ttg awan)

Jika tidak mengerti bahasa Inggris dari kata kunci yang dicari, silakan ke: 
Step 5:
Untuk membuat percobaan yg berhubungan dengan topik yg sedang dipelajari, bisa cek di youtube. Apakah ada video percobaan dengan topik tsb.
Tips:
Saat mencari video di youtube, saya sangat menyarankan untuk TIDAK melibatkan anak, krn pengalaman saya, banyak video yg diupload di sana mengandung unsur pornografi. Jika kita sudah menemukan yg cocok, kita bisa pindahkan video itu ke laman facebook, untuk menghindari kita salah klik ke video lain.

Jika anak adalah pembelajar hands-on, suka membuat percobaan, bisa order kit untuk percobaan sains di:

Jika anak tipe yg suka beramai-ramai belajar, bisa ajak tetangga, teman lain atau bahkan kakek nenek untuk bersama-sama membuat percobaan. Sekalian belajar cara komunikasi dan sosialisasi.

Ini adalah beberapa tips yang simple dan sangat bisa dilakukan oleh siapa saja, baik yg hanya bisa bahas Inggris dengan pas-pas an sekalipun. (Malah ini akan menjadi kesempatan untuk belajar bahasa Inggris gratis!) :) 

Sebagai orang tua dan fasilitator pendidikan anak kita, satu hal yang wajib diingat.
Jika kita berhenti belajar, maka wawasan kita tidak akan berkembang.
Wawasan anak kita juga akan mandheg, sebatas wawasan kita.
Tapi, jika kita terus belajar dan belajar, wawasan semakin luas, berbagai kemungkinan dijajaki, kita sedang membentangkan jalan yg lebih luas kepada anak-anak untuk melihat.
Betapa luas dan banyak hal positif yang dia bisa lakukan bagi rumah kita, bumi kita tercinta.

Happy parenting and educating! 


 

*terinspirasi dari Ibu Ines Puspita

Untuk membaca beberapa komen yang ada di account FB saya, bisa klik ke: http://www.facebook.com/note.php?note_id=252930761404765


No comments: