Friday, April 1, 2011

Bedah Ikan {Fish Dissection}

 Korban pertama Clay: diamati jenis sisik, mata, insang sebelum dibedah. Matanya masih bening, insangnya masih merah, artinya ikan ini masih dalam kondisi segar. Baunya pun tidak terlalu amis.
 Korban pertama Evan: ikan pari. Tulang ikan pari agak keras, Evan membutuhkan pisau dengan gerigi untuk mempermudah proses pemotongan.Ikan pari tidak memiliki sisik. Kulitnya agak kasar, seperti kertas ampelas.
 Hasil "tangkapan" Clay di supermarket. Ikan hiu kecil. Penjualnya bilang itu bukan hiu, tapi berdasarkan pengamatan kami, itu ikan hiu. Justru karena penasaran, kami membelinya untuk diamati. Kami sudah tidak mau mengkonsumsi sirip hiu, karena populasi ikan hiu yang semakin berkurang. Kami membawanya pulang, untuk diamati dan dikuburkan di halaman belakang rumah kami. :( Setelah diamati, memang itu ikan hiu. :((( Merasa bersalah. Tapi kenapa si Bapak bilang itu bukan? Mengapa, oh, mengapa?
 Telur ikan pari. Evan menemukan telur ikan pari di bagian bawah tulang punggung. Evan mencari alat penyengat (seperti paku)  yang ada di ekor ikan pari, tapi ternyata sudah dipotong oleh penjual ikan. Mungkin supaya tidak membahayakan konsumen.
 Ikan kakap monyong, kata Clay, sambil menarik bibir ikan dan cekikikan. :D
 Sang Inspirator: Bapak yang sedang memotong ikan salmon untuk sushi.
Clay memberi ikan hiu minum. Iseng banget!

Terinspirasi dari Bapak petugas ikan di mal, Clay dan Evan ingin membedah ikan di rumah. Beberapa waktu sebelum itu, Clay ikut kelas di SecondLife bersama Ms. Ines Ogura, membedah katak secara virtual. Tetapi karena tidak tega, Clay dan Evan memutuskan untuk tidak melakukannya di real life. Jadilah pembedahan berlangsung dengan obyek yang berbeda: ikan pari, ikan hiu dan ikan kakap.

Hal-hal yang dipelajari:
1. Ikan ada berbagai macam jenis, ada yang bersisik, ada yang tidak
2. Gigi ikan bermacam-macam
3. Ikan yang bersisik lebih aman untuk dikonsumsi karena logam berat tidak langsung masuk ke dalam daging ikan, karena terhalang sisik
4. Kami memutuskan tidak mau lagi makan sirip ikan hiu
5. Kebersihan: menyiapkan alas koran supaya tidak terlalu kotor
6. Ikan merupakan salah satu sumber mineral yang dibutuhkan mahkluk hidup
7. Ikan dapat dijadikan pupuk alami untuk tanaman
8. Menguburkan ikan di kebun kami
9. Mengamati tanaman yang diberi "pupuk ikan" bertumbuh lebih besar daripada yang tidak diberi "pupuk ikan"
10. Berhati-hati menggunakan pisau
11. Pisau dengan gerigi, lebih menghemat tenaga
12. Bersih-bersih setelah pembedahan selesai

Proses belajar tidak berhenti setelah semua poin yang saya tulis di atas selesai.
Pengalaman mereka membedah ikan secara langsung membuat mereka lebih mudah memahami saat membaca artikel tentang berbagai spesies ikan.
Ketertarikan mereka terhadap topik ikan semakin menguat setelah melakukan pembedahan.

4 comments:

LeEzA said...
This comment has been removed by the author.
LeEzA said...

*sampe geli dewe pas liat bibir ikan dimonyongin sama Clay :p*

Setuju, populasi hiu tinggal sedikit, kasian kalo generasi berikutnya nanti ngga bisa liat hiu kan...
Nice learning n experience ^^

Eka said...

Betul banget, Lis. Apalagi kalo liat cara ngambilnya, hiu masih hidup, diptotong siripnya, diceburin lagi ke laut. Sadissssss... :((((

.:learningbunda:. said...

bagus bgt aktivitasnya..iya hiunya kasian.

kl inget squid dan octopus jadi malu deh..huhihi